Joko Widodo : Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti...
Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti.......
Begitulah bunyi status Akun Facebook Bapak Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Januari, ditengah kemelut gonjang-ganjing perseteruan KPK dan POLRI. Masyarakat bertanya-tanya apa maknanya , banyak yang menduga Presiden banyak mendapat tekanan dari berbagai arah.
Namun Seskab malah menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo tidak punya akun Facebook dan Twiter ( http://m.detik.com/news/read/2015/01/27/230203/2815932/10/seskab-sebut-presiden-jokowi-tak-punya-akun-facebook-dan-twitter ) jadi akun siapa link ini https://www.facebook.com/IrHJokoWidodo/posts/451444415007677 ...?
Suro
Diro Joyonirat lebur Dening Pangastuti merupakan suatu ungkapan bahasa
Jawa yang mempunyai makna teramat dalam dan merupakan peninggalan budaya
para leluhur kita pada zaman dahulu. Ungkapan tersebut bisa dijadikan
suatu motivasi bagi kita dalam menapaki
jenjang spiritual yang agung sebagai wacana dalam mengarungi samudera
kehidupan.
Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti bisa juga sebagai sinyal perang, bahasa
bagi pihak yang ingin bertempur dalam menafsirkan peperangannya.
Pameo : Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti, adalah kalimat yang
amat terkenal dalam kisah-kisah pewayangan dan menjadi salah satu kata
‘ageman’ atau ‘pegangan’ orang Jawa ketika, mereka dihadapkan pada suatu
konflik dalam kehidupannya, demikian juga pada kisah-kisah perebutan
kekuasaan.
Pada masa perang segitiga Jawa, Pangeran Sambernyowo pernah
berucap “Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti” ucapan ini kemudian
dikenal sekali dalam cerita-cerita orang Solo, salah satu yang
mempopulerkan pepatah Jawa ini adalah Suharto, dalam biografi-nya
Suharto menggambarkan perseteruan politiknya dengan Bung Karno sebagai
Perseteruan antara yang berkuasa, yang hebat, yang kuat, yang cerdas dan
yang berwibawa dan ini digambarkan dalam kepribadian Sukarno, melawan
seorang yang lugu, bodoh, pendiam namun membawa kebenaran. Suharto
menggambarkan di dalam otobiografi-nya pada bab pertarungan dengan
Sukarno sebagai “Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti”.
Nafas
kata-kata Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti ini sebenarnya
adalah ‘bahasa perang tanding’ bagi kebanyakan penguasa Jawa. Perang
‘Head to Head’ sudah dimulai.
Dari uraian kata perkata Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening
Pangastuti dapat diartikan sebagai berikut:
Suro = Keberanian.
Dalam diri
manusia, mempunyai sifat berani. Sifat berani tersebut kalau lepas dari
kendali bisa mengarah untuk tindak kejahatan dan
kesewenang-wenangan.
Diro = Kekuatan.
Kekuatan manusia bila diperdayakan
akan menjadi kekuatan yang luar biasa, baik kekuatan lahir maupun
kekuatan batin.
Joyo = Kejayaan
Manakala manusia sudah mencapai puncak
kejayaannya dan lepas dari kendali nurani yang terjadi adalah manusia
tersebut menjadi sombong, congkak , angkuh atau jauh dari nilai2 moral
agama.
Ningrat = bergelimang dengan kenikmatan duniawi
Ningrat disini bisa
diartikan sebagai gelar kebangsawanan atau seorang pejabat yang serba
kecukupan dan senantiasa hidup dalam gelimang harta.
Lebur = Hancur,
Musnah
Lebur artinya hancur, sirna, tunduk atau menyerah kalah
Dening =
Dengan
Pangastuti = Kasih Sayang, Kebaikan, Manembah kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa
Dengan demikian pengertian secara umum kalimat “Surodiro
Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti adalah Semua bentuk angkara murka
yang bertahta dalam diri manusia akan sirna dengan Sifat lemah lembut,
Kasih Sayang yang didasari dengan manyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa
Comments
Post a Comment