KH Hasan Makarim Sosok Penenang Terpidana Mati

KH-Hasan-Makarim-Sosok-Penenang-Terpidana-Mati


KH Hasan Makarim Sosok Penenang Terpidana Mati di Nusakambangan.Mendampingi terpidana bukan perkara mudah. Apalagi terpidana yang akan dieksekusi mati. Ini cerita KH Hasan Makarim, rohaniwan pendamping terpidana mati

Hasan 'aktif' di Nusakambangan, Cilacap, sejak 24 silam. Saat ini, ia menjadi koordinator pondok pesantren di Nusakambangan. Tiga kali dalam seminggu, pria asal Cilacap itu menyambangi LP-LP di Nusakambangan seperti seperti Besi, Kembang Kuning, Batu, Permisan, dan Pasir Putih.

Boleh dibilang, Hasan tidak bercita-cita menjadi rohaniwan di kompleks LP Nusakambangan. Awalnya, pada 1985, dia diajak ulama senior Cilacap untuk mengajarkan ilmu agama di LP Nusakambangan. Ajakan itu tidak lantas dia terima. Hasan berpikir lama. Dia sempat ragu untuk menyanggupi. Sebab, dia menyatakan belum siap membenahi akhlak penghuni LP.

6 Tahun kemudian, Hasan baru memutuskan untuk ikut berdakwah di Nusakambangan. Maka itu, kini ia bolak-balik menyeberang ke Nusakambangan untuk memberikan pengajian kepada para napi dan terpidana. Dia mengajak penghuni LP yang beragama Islam untuk kembali ke jalan kebenaran, ke jalan Tuhan.

Sejak hukuman mati mulai diberlakukan di Indonesia, tugas Hasan pun bertambah. Dia tidak hanya berdakwah, tapi juga mendampingi terpidana mati yang beragama Islam.

Kariernya sebagai pendamping terpidana mati dimulai ketika eksekusi hukuman mati terhadap trio pelaku bom Bali I, yakni Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron pada 2008 silam. Bagaimana rasanya mendampingi para terpidana mati? Bagaimana caranya agar terpidana tidak berontak?

"Saya harus tegar. Jangan sampai galau saat memberikan motivasi bagi santri saya," ungkap bapak tiga orang anak ini. Santri yang Hasan maksud adalah terpidana mati. Hasan ditemui detikcom di kompleks RSJ dr Soeroyo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (9/5/2015)
Hasan mengaku memiliki ikatan emosional dengan para terpidana. Dia menganggap berhadapan dengan terpidana mati merupakan tantangan sekaligus ibadah.

"Kuncinya ketulusan," tutur ketua MUI Cilacap ini.

Hasan menilai wajar ada pro kontra soal eksekusi. Hal yang sama juga terjadi di Arab Saudi terkait pemberlakuan hukuman pancung. Namun menurut Hasan, pemberlakuan hukuman mati yang dilakukan di Indonesia harus dihormati karena keputusan undang undang.

"Makanya harus kita taati dan lakukan," kata Hasan.

Hasan sudah melewati beberapa gelombang eksekusi. Mulai Amrozi cs hingga 7 terpidana mati yang dieksekusi Rabu (29/4) lalu. Soal eksekusi tahap ketiga, Hasan belum memiliki rencana.

"Saya menunggu perintah Kejaksaan Agung dan Kemenkum HAM," tegas pria berkacamata ini. Ya, Hasan memang harus tegas dan tegar. Dia tidak boleh 'galau' berhadapan dengan para terpidana yang rapuh menjelang ajal menjemput.

SUMBER: http://news.detik.com/read/2015/05/11/191926/2912301/608/2/ini-cerita-kiai-hasan-sosok-penenang-terpidana-mati-di-nusakambangan

Comments

Popular posts from this blog

Dasyat Tukang Pos ini punya anak 1300

Pemimpin "GILA" Dan "BAJINGAN" Indonesia

Chairul Saleh